jumlah pengunjung blog ini

Minggu, 24 Februari 2013

Jogja Traditional Skinhead


Jogja Traditional Skinhead
            Oi! Oi! Oi! Saat ini jam 19:58 WIB bertanggalkan 24 February 2013.  Bagi pembaca yang tinggal di Jogja, mungkin ketika lewat seputaran Tugu, Sayidan, dan UPN Babarsari atau ketika nonton gigs di Jogja National Museum(JNM) ada yang pernah berpapasan dengan seseorang/beberapa Orang yang berkepala botak, memakai jaket Harrington, kaus Fred Ferry, ujung celana di lipat serta bersepatu Docmart. Dan mungkin juga kalian sudah mengetahui kalau mereka itu para Skinhead atau malah tidak tahu karena otak sudah teracuni kebusukan K-pop. hahaha
            Kali ini aku bakal membeberkan sejarah dari Jogja Traditional Skinhead *dan sambil membaca postingan ini mari hidupkan playlist musik kalian dengan dendangan dari Apollo 10 – Jogja RudeBoy and Skinhead Crew (J.R.S.C).  Oke sip lanjut. Skinhead adalah sebuah subkultur yang lahir di Britania Raya, terdiri dari remaja-remaja kelas pekerja yang memangkas habis rambut atau dengan kata lain Botak. Meskipun status mereka adalah kelas menengah kebawah, tapi dalam urusan fashion selera mereka sangat tinggi, dimana ketika ‘kongkow’ mereka biasa menggunakan merk-merk busana ternama seperti Fred Ferry, Ben Sherman, dan Lonsdale serta Boot Dr.Marten. Jadi, konsep busana para skinhead dapat di pahami dengan sebuah kalimat “Tampil Necis dan Elegan tapi tetap terlihat Sangar”. Dalam masalah interaksi sosial skinhead sejati sebenarnya tidak rasis, adapun sebuah kelompok yang mengaku skinhead tapi berkelakuan rasis itu tidak lebih dari manusia purba yang hipokrit.
            Skinhead masuk ke Jogjakarta ketika terjadi booming Ska di akhir tahun 1990an dan sampai saat ini Skinhead Jogja terus eksis dan tetap tampil ketika ada acara gigs, meskipun tidak seintens dulu. Dan band Skinhead Jogja yang sering tampil di acara gigs saat ini adalah The Glad, di mana vokalisnya selalu berkata di atas panggung “Teriakan Oi! 3 kali sehari”. Selain The Glad band skinhead jogja ada Anti Loser, Captain Oi!, Sardonic, Elang Bondol, Selokan Mataram, dan Bala Nusantara. Lirik-lirik dalam lagu mereka cenderung bercerita tentang anti-rasis/fasis, hidup sebagai skinhead, protes, sepak bola, bir, dan sedikit kekerasan. Jadi, tidak heran kalau pemilik label berasa minder untuk merekrut mereka.
Kebanyakan dari skinhead jogja saat ini sudah mulai memanjangkan rambut dan melepas Docmart mereka, tapi itu bukan masalah karena inti dari Skinhead bukan tentang Botak, Docmart dan Fred Perry akan tetapi yang terpenting adalah Jiwa Anti Kemapanan serta slogan Do It Yourself (D.I.Y) yang di dengungkan selama ini terus terjaga di hati seperti lagu A.C.A.B – Skinhead Selamanya. Sekian  ‘bualan’ ku di mikro blogging ini, dan semoga para wanita semakin menyukai aku.
Big Cheers And Keep Sound


Tidak ada komentar:

Posting Komentar