jumlah pengunjung blog ini

Minggu, 24 Februari 2013

RELATIONSHIP IS PRIVATE



RELATIONSHIP IS PRIVATE

            Oi! Oi! Oi! Sembari menunggu adzan isya' aku akan kembali berbual di mikro blogging ini. Apa tema yang akan aku bual ? Sebuah prinsip percintaan yang anti mainstream, itu lah topik bualanku petang ini. *kencangkan sabuk pengaman kalian semua wahai generasi mainstream, karena bualan ku kali akan menggoncangkan cara pikir kalian. Hahaha ada yang tersinggung ? kalo iya, maka memang benar kalau kalian berjiwa mainstream beserta keturunannya yaitu hedonis, konsumeris, dan plagiatis. biasanya mereka yang berjiwa mainstream itu para ‘budak’ K-pop hahaha. Oke sip, aku akan masuk ke inti bualan.
            RELATIONSHIP IS PRIVATE atau R.I.P adalah sebuah idealisme kaum romantis yang menganggap bahwa dalam sebuah kisah percintaan yang masih sebatas pacaran tidak perlu untuk di umbar-umbar di khalayak ramai, karena eksistensi sebuah percintaan bukan untuk mencari STATUS tapi ke lebih hal PEKA atau dengan kata lain R.I.P tidak menjadikan pasangan mereka  sebagai BAHAN KAMPANYE PENCITRAAN DIRI di jejaring sosial media. Bagaimana ? apakah kalian bisa mencerna bualan yang bermajas tingkat tinggi ini ? kalo tidak, silahkan ‘copy paste’ bualan ini, dan serahkan ke Guru Besar Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Gajah Mada untuk di terjemahkan. Hahaddyyaarr
Sekian ‘bualan’ ku di mikro blogging ini, dan semoga para wanita yang pernah aku jambak makin menyukai aku, karena memang aku tampan. Akhir ketikan mari teriakan Oi! Oi! Dan Oi! Karena Oi! Teriakan Revolusi.
Big Cheers and Keep Sound Rude.

Oi! Dan Identitas Kebanggaan


Oi! Dan Identitas Kebanggaan

Oi! Oi! Oi! Saat ini aku bakal mengupas makna dari kata “Oi!” yang sering kita dengar ketika band-band Punk/Skinhead tampil. Agar dapat menjiwai postingan ini mari kita dengarkan ‘ocehan’ dari Evil Conduct –  The Voice Of Oi! . Yeeeaahhh...! Yang pertama mari kita cari arti Oi!, secara bahasa Oi! berarti hello dalam aksen cockney di Inggris. Oleh karena itu lah, Oi! di gunakan sebagai kata sapaan antar kamerad punk/skinhead seluruh dunia. Sudah mulai tercerahkan ? oke sip lanjut.
Selain sebagai kata sapaan, Oi! juga di daulat sebagai sebuah genre musik yang anti kemapanan, di mana genre music ini untuk para kelas pekerja dan kaum proletar yang berjibaku di jalanan kota ketika melihat rendah kaum borjuis. Genre Oi! di mulai di akhir 70-an lewat teriakan Sham69, The Business, Cock Sparrer, dan Evil Conduct. Mereka sudah berteriak tentang Anti Kemapanan ketika Sex Pistols baru merangkak memulai “Anarchy In The UK”. Adapun lagu Oi! yang menarik hatiku adalah Skinhead Till I Die, My Skinhead Girl dan Englad Belongs To Me yang sering di nyanyikan para hooligans di seluruh dunia.
Makna dari kata Oi! ternyata tidak hanya seputaran kata sapaan dan genre musik, tapi juga bisa mewakili mereka yang bekerja sepanjang hari demi keluarganya, mereka yang berani menentang sebuah kediktatoran dan mereka yang berjiwa anti kemapanan, konsumeris, hedonis, serta plagiaris. Seluruh instrumen dari Oi! berada di dalam sebuah kebanggaan persaudaraan tanpa memandang perbedaan ras, suku, dan kepercayaan. Mari kita bangun Sama Rasa Sama Rata lewat teriakan Oi!.  Sekian  ‘bualan’ ku di mikro blogging ini, dan semoga para wanita semakin menyukai aku.
Big Cheers And Keep Sound

Jogja Traditional Skinhead


Jogja Traditional Skinhead
            Oi! Oi! Oi! Saat ini jam 19:58 WIB bertanggalkan 24 February 2013.  Bagi pembaca yang tinggal di Jogja, mungkin ketika lewat seputaran Tugu, Sayidan, dan UPN Babarsari atau ketika nonton gigs di Jogja National Museum(JNM) ada yang pernah berpapasan dengan seseorang/beberapa Orang yang berkepala botak, memakai jaket Harrington, kaus Fred Ferry, ujung celana di lipat serta bersepatu Docmart. Dan mungkin juga kalian sudah mengetahui kalau mereka itu para Skinhead atau malah tidak tahu karena otak sudah teracuni kebusukan K-pop. hahaha
            Kali ini aku bakal membeberkan sejarah dari Jogja Traditional Skinhead *dan sambil membaca postingan ini mari hidupkan playlist musik kalian dengan dendangan dari Apollo 10 – Jogja RudeBoy and Skinhead Crew (J.R.S.C).  Oke sip lanjut. Skinhead adalah sebuah subkultur yang lahir di Britania Raya, terdiri dari remaja-remaja kelas pekerja yang memangkas habis rambut atau dengan kata lain Botak. Meskipun status mereka adalah kelas menengah kebawah, tapi dalam urusan fashion selera mereka sangat tinggi, dimana ketika ‘kongkow’ mereka biasa menggunakan merk-merk busana ternama seperti Fred Ferry, Ben Sherman, dan Lonsdale serta Boot Dr.Marten. Jadi, konsep busana para skinhead dapat di pahami dengan sebuah kalimat “Tampil Necis dan Elegan tapi tetap terlihat Sangar”. Dalam masalah interaksi sosial skinhead sejati sebenarnya tidak rasis, adapun sebuah kelompok yang mengaku skinhead tapi berkelakuan rasis itu tidak lebih dari manusia purba yang hipokrit.
            Skinhead masuk ke Jogjakarta ketika terjadi booming Ska di akhir tahun 1990an dan sampai saat ini Skinhead Jogja terus eksis dan tetap tampil ketika ada acara gigs, meskipun tidak seintens dulu. Dan band Skinhead Jogja yang sering tampil di acara gigs saat ini adalah The Glad, di mana vokalisnya selalu berkata di atas panggung “Teriakan Oi! 3 kali sehari”. Selain The Glad band skinhead jogja ada Anti Loser, Captain Oi!, Sardonic, Elang Bondol, Selokan Mataram, dan Bala Nusantara. Lirik-lirik dalam lagu mereka cenderung bercerita tentang anti-rasis/fasis, hidup sebagai skinhead, protes, sepak bola, bir, dan sedikit kekerasan. Jadi, tidak heran kalau pemilik label berasa minder untuk merekrut mereka.
Kebanyakan dari skinhead jogja saat ini sudah mulai memanjangkan rambut dan melepas Docmart mereka, tapi itu bukan masalah karena inti dari Skinhead bukan tentang Botak, Docmart dan Fred Perry akan tetapi yang terpenting adalah Jiwa Anti Kemapanan serta slogan Do It Yourself (D.I.Y) yang di dengungkan selama ini terus terjaga di hati seperti lagu A.C.A.B – Skinhead Selamanya. Sekian  ‘bualan’ ku di mikro blogging ini, dan semoga para wanita semakin menyukai aku.
Big Cheers And Keep Sound


3 TAHUN PUTIH ABU ABU


3 TAHUN  PUTIH ABU ABU

          Oi! Oi! Oi! Saat ini jam 21.33 WIB bertanggalkan 30 januari 2013, AKU TIBA TIBA GALAU karena 3tahun masa putih abu-abu ku akan berakhir kurang lebih 3bulan lagi. Yang berarti masa kegilaan ku juga akan berakhir, gila karena hanya di ‘putih abu abu’ lah aku dapat mengekspresikan diri ini sebebas mungkin, maklum sejak tahun pertama di ‘putih abu-abu’ aku hidup merantau jauh dari orang tua.
            Masa ‘putih abu-abu’ aku gunakan untuk mengeksplorasi seluruh potensi diriku. Berbagai ideologi dunia telah ku pelajari mulai Khilafah Islamiyah, nazi, komunis dan anarki, bahkan saking agresivenya aku sempat di teror oleh ‘kacung komunis’, tapi saat ini aku hanya percaya dan intensif dengan satu ideologi yaitu KHILAFAH ISLAMIYAH.
            Karena tidak puas hanya dengan berkecimpung di dunia Ideologi, aku lalu melanjutkan ke perbendaharaan subkultur yang beredar di alam dunia, seperti punk dan skinhead, sangat berlawanan dengan ideologi yang aku pilih di atas kan ?haha *oke sip, aku akui kalo aku memang masih labil. Nah, dari 2 subkultur tadi aku termagnet oleh Skinhead, sebuah subkultur yang identik dengan Rambut Botak, Boot Docmart, Kaus Fred Ferry, Kemeja Ben Sherman,dan Jaket Bomber/Harrington. Dari tulisan ini di postingan, aku sudah 1tahun menjadi Skinhead, nah kalian sudah bisa membayangkan bukan bahwa aku ini berambut dengan hanya panjang 3milimeter ? ya, betul sekali karena ke’botak’an rambutku maka aku pun semakin TAMPAN, NECIS, KLIMIS, DAN ELEGAN DYYAARR BEN HAHA.
Sekian  ‘bualan’ ku di mikro blogging ini, dan semoga para wanita yang pernah aku jambak makin menyukai aku, karena memang aku tampan. Akhir ketikan mari teriakan Oi! Oi! Dan Oi! Karena Oi! Teriakan Revolusi.
Big Cheers and Keep Sound Rude.